Sunday, February 26, 2017

Laporan Penjualan

1. Pengertian Laporan Penjualan
    Laporan penjualan adalah laporan-laporan yang berhubungan dengan adanya kegiatan penjualan         yang sudah dilakukan oleh seseorang/kelompok  dengan customer. Laporan ini berisikan kegiatan       penjual dari awal hingga barang terjual ke customer.

2. Contoh Laporan Penjualan
    Disini saya akan menunjukan bagaimana menyusun laporan penjualan dalam suatu kegiatan               penjualan sederhana dengan rinci.


LAPORAN PENJUALAN

Jenis Produk                                  : Kripik Rumput Laut, Kripik Pisang, Kripik Sale Pisang
Sasaran Pasar                                : Anak-anak hingga orang dewasa yang suka cemilan
Waktu Penjualan                           : Mulai dari tanggal 1 Mei – 29 Mei 2016
Tempat Penjualan                : Lokasi wisata Pantai Sepanjang dan Krakal, Kost putri wilayah sidokabul dan tempat kerja sendiri 
Modal Awal                                  : Rp 5.000,00
Bahan Pendukung                         : Lilin dan plastik ¼ ons sebanyak 2 bks @100 lembar
Cara Penjualan                               : a. Dijual di tempat wisata pantai daerah Gunung Kidul menawarkan ke pengunjung secara langsung
                                                         b. Dikost putri wilayah sidokabul dan di kost sendiri dengan menawarkan satu per satu orang di sore dan malam hari pukul 18.00 – 20.00 WIB
                                                         c. Dijual di kantor saaat jam istirahat dan di display di meja kerja yang kosoong dari berkas-berkas kantor
Produk didapatkan dengan cara    : a. Membeli di lokasi wisata saat piknik
                                                         b. Membeli di pasar Giwangan yang menjual kripik pisang
                                                         c. Stok sale pisang dari kampung halaman saat mudik


DESKRIPSI TEKNIK PENJUALAN

1.      Produk pertama adalah kripik rumput laut
            Produk ini saya dapatkan saat berwisata ke wilayah Gunung Kidul tepatnya pantai Sepanjang dan Krakal pada tanggal 1 Mei 2016. Di pantai Sepanjang, saya membeli kripik rumput laut yang banyak dijajakan penjual di daerah wisata tersebut dengan berbagai varian harga berbeda tiap penjual. Saya membeli kripik laut yang dijajakan oleh salah satu penjual yang menawarkan harga paling murah. Saya membeli 4 pcs kripik itu dengan harga Rp 5.000,00  kemudian saya kembali menjualnya ke rombongan anak SMP dari luar kota yang sedang berada di area pantai dengan harga Rp 3.000,00 per pcs. Dalam sekali penawaran, 4 pcs kripik terjual habis sehingga saya mengantongi uang sebesar Rp 12.000,00 yang kembali saya putar untuk membeli kripik rumput laut lagi ke penjual yang sama. Dan saya mendapatkan 10 pcs kripik dari penjual yang saya jajakan di lokasi yang berbeda yakni di pantai Krakal. Peluang disana cukup baik karena tidak banyak penjual yang menjajakan produk yang sama tidak seperti di pantai Sepanjang.
Pertama-tama saya mencoba membaca situasi sekitar dengan mencari tempat-tempat ramai anak muda dan jarang ada penjual asongan hilir mudik. Setelah saya menemukan beberapa tempat strategis, saya mencoba menawarkan ke beberapa anak remaja hinga orang dewasa dan mendapat respon negatif (penolakan) sebanyak 10 kali. Dari kejadian itu, saya mencoba mencari jalan keluar dan menganalisis kesalah apa yang telah saya buat sehingga mereka tidak mau membeli produk saya. Akhirnya saya mencoba kembali menawarkan ke gerombolan remaja laki-laki berjumlah enam orang dengan bahasa yang lebih komunikatif yakni tidak menggunakan bahasa Indonesia melainkan bahasa orang Jogja yang masih minim saya kuasai.
Dengan strategi seperti itu, mereka yang notabene orang Jogja terlihat dari bahasanya mau membeli enam kripik yang saya tawarkan dengan harga Rp 3.000,00 per pcs sehingga saya mengantongi Rp 18.000,00. Sisanya kembali saya tawarkan dengan sasaran keluarga yang sedang berlibur dan masih orang Jogja. Saya mencoba menawarkan dengan bahasa yang sama dan mencoba mengajak komunikasi anak mereka dengan mengangkat topik tentang pantai Krakal, cukup lama memang mereka mengajak saya berbincang-bincang hingga akhirnya 4 pcs kripik rumput laut itu dibeli dan saya kembali mengantongi Rp 12.000,00.

2.      Produk kedua kripik pisang
            Saya membeli kripik pisang dari uang yang dipatkan setelah menjual kripik rumput laut yaitu sebesar Rp 30.000,00 yang dialokasikan untuk membeli lilin, plastik ¼ ons sebanyak 2 bks @200 lembar Rp 6.000,00 dan kripik pisang 1 kg dengan harga Rp 24.000,00 pada tanggal 2 Mei 2016. Kripik tersebut saya packing dengan plastik ukuran ¼ ons dan menghasilkan sebanyak 45 pcs kripik pisang yang dijual dengan harga Rp 2.500,00 per pcs. Saya menjualnya mulai tanggal 3 Mei 2016 dimulai dari kost sendiri dengan menjajakan ke teman kost sore atau malam hari sembari mengobrol untuk menawarkannya tetapi tidak tiap hari hanya di hari pertama dan kedua saja, hari-hari berikutnya mereka yang sering datang ke kamar saya untuk membeli kripik tersebut.
Selain di kost sendiri, saya juga mendatangi satu per satu kamar kost sebelah kost saya yaitu ada dua kost yang kebetulan banyak penghuni mahasiswa putri dan saya mengenal beberapa sehingga akses masuk mudah di sore dan malam hari dan tiap dua hari sekali dan melakukan sistem rolling dari kost satu ke kost lainnya agar mereka tidak merasa bosan. Saya memilih melakukan strategi rolling tempat untuk menghindari kejenuhan pasar dan memilih waktu sore dan malam hari  dimana kedua waktu itu penghuni kost sudah berada di kost masing-masing dan di waktu malam hari biasanya mahasiswa sibuk mengerjakan tugas kuliah sehingga cenderung mencari cemilan dan kebanyakan pola perilaku mereka sama yaitu suka yang instan dan malas keluar kamar kost sehingga probabilitas produk saya dibeli oleh mereka cukup besar. Dalam waktu seminggu saya mampu menjajakan 25 pcs di kost sendiri dan 20 pcs dikost orang lain dengan harga yang sama Rp 2.500,00 per pcs sehingga saya bisa mengantongi Rp 112.500,00.

3.      Produk ketiga kripik sale pisang
            Dari hasil penjualan kripik pisang sebesar Rp 112.500,00 saya alokasikan untuk membeli produk yang asli dari kampung halaman saya dimana produk tersebut disini belum pernah saya jumpai yaitu kripik sale pisang dimana produk ini hampir mirip dengan kripik pisang hanya cara pembuatan dan rasanya berbeda. Kripik sale pisang rasanya manis, renyah dan alami karena terbuat dari pisang matang yang dikeringkan menjadi kripik bukan seperti sale pisang yang sering kita jumpai di pasaran. Produk ini sendiri sudah terkenal di kampung halaman saya sekitar 3,5 tahun yang lalu dan dipelopori dari desa tetangga di kampung halaman saya yakni Banyumas. Saya berpikir membeli produk ini sebagai alokasi perputaran uang modal karena kebetulan saat itu tanggal 10 Mei 2016 saya pulang kampung.
Saya membeli kripik sale pisang di pasar tempat tinggal saya sebanyak 5 kg yaitu Rp 110.000,00 dalam bentuk yang sudah di packing ½ kg sebanyak 2 bungkus, ukuran ¼ kg sebanyak 8 bungkus dan ukuran 2 kg sebanyak 1 bungkus. Saya menjualnya mulai tanggal 12 Mei 2016 untuk produk ini saya menambah pangsa pasar dengan strategi yang berbeda-beda. Untuk tempat kost saya kembali menjajakan dengan 2 ukuran yang dirasa tidak memberatkan mereka membeli produk saya yaitu ukuran ¼ ons dan ¼ kg. Varian harga yang ditawarkan pertama dengan membungkus ulang (repacking) kripik ke ukuran ¼ ons yang menghasilkan 58 pcs @2500, kedua menjual dalam ukuran ¼ kg dengan harga Rp 7.500,00 dan Rp 14.500,00 untuk ukuran ½ kg. Untuk di kantor tempat saya bekerja saya menawarkan dengan tiga ukuran karena di kantor saya ada sekitar 45 karyawan dengan beragam penghasilan dan mereka sering keluar mencari cemilan saat jam istirahan untuk persediaan saat mereka kelaparan di sela-sela jam kerja. Dari situasi tersebut saya mencoba memanfaatkannya dengan menjual produk kripik sale pisang dalam tiga ukuran.
Saya menjual produk ini terhitung dari tanggal 12 Mei 2016 – 29 Mei 2016 dengan empat tempat berbeda yaitu area kost sendiri, dua area kost putri yang dulu dijajakan kripik pisang dan area kantor tempat bekerja tempat bekerja. Dikantor dalam rentang waktu demikian kripik sale pisang ukuran ½ kg terjual dengan total Rp 29.000,00, ukuran ¼ kg terjual dua bungkus dengan total Rp 15.000,00 dan 36 pcs terjual dengan total Rp 90.000,00. Di kost terjual untuk ukuran ¼ kg sebanyak 6 bungkus dengan total Rp 45.000,00 dan 22 pcs dengan total Rp 55.000,00.  Sehingga total pendapat dari penjualan kripik sale pisang ini sebesar Rp 234.500,00.

RINCIAN KEUNTUNGAN DAN PERPUTARAN UANG MODAL
1.        Kripik Rumput Laut

a.       Perputaran pertama
Modal awal Rp 5.000,00 = 4 pcs kripik rumput laut
Harga Jual Rp 3.000,00 per pcs
Pendapatan = 4 pcs x Rp 3.000 = Rp 12.000,00
b.      Perputaran kedua
Modal awal Rp 12.000,00 = 10 pcs dengan harga jual sama
Pendapatan = 10 pcs x Rp 3.000 = Rp 30.000,00

2.             Kripik Pisang
Perputaran modal dari pendapatan penjualan kripik rumput laut
Modal awal Rp 30.000,00 = 1 kg kripik pisang
Harga jual Rp 2.500,00 per pcs
Jumlah barang ukuran ¼ ons ada 45 pcs
Pendapatan = 45 pcs x Rp 2.500,00 = Rp 112.500,00

3.                  Kripik Sale Pisang

Perputaran modal dari pendapatan penjualan kripik pisang yakni Rp 112.500,00
Alokasi modal membeli kripik sale pisang sebanyak 5 kg yaitu Rp 110.000,00
Sisa uang modal = Rp 112.500,00 – Rp 110.000,00 = Rp 12.500,00 (tidak dipakai)
Jumlah barang yang dijual dengan 3 macam ukuran diantaranya :
-          Ukuran ½ kg x 2 bks @14.500       = Rp 29.000,00
-          Ukuran ¼ kg x 8 bks @7.500         = Rp 60.000,00
-          Ukuran ¼ ons x 58 pcs @2.500      = Rp 145.00,00  +
Total Pendapatan                             = Rp 234.500,00

KEUNTUNGAN PENJUALAN ANEKA KRIPIK
-          Total Pendapatan Keseluruhan
                        = Sisa modal + Total pendapatan
                        = Rp 12.500,00 + Rp 234.500,00
                        = Rp 247.000,00
-          Keuntungan Penjualan
= Total pendapatan keseluruhan – Modal awal
= Rp 247.000,00 – Rp 5.000,00
= Rp 242.000,00














No comments:

Post a Comment