Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan dating. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi.
1. Anggaran Persediaan Material
Dalam anggaran ini yang akan direncanakan adalah berapa nilai persediaan material untuk setiap akhir periode.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai persediaan material yakni :
Jumlah Materaial yang Tersedia
Semakin besar jumlah material yang tersedia atau yang akn disediakan maka nilai persediaan akan semakin besar. Jumlah material yang akan dijadikan sebagai persediaan bias didasarkan pada kebutuhan material untuk satu bula atau dua bulan.
Harga Beli Material per Satuan
Bila material yang ada di gudang dibeli dari beberapa supplier dan pada setiap pembelian harganya berbeda, maka akan timbul permasalahan yakni persediaan yang direncanakan akan dinilai dengan harga yang mana.
Ada 3 metode yang dapat dipilih yakni :
FIFO (First in First Out)
Average
Dalam metode ini persediaan material pada akhir periode akan dinilai dengan harga rata-rata dari pembelian material.
2. Anggaran Persediaan Barang Dalam Proses
Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai, sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar- kecilnya nila persediaan barang dalam proses akan tergantung pada :
Unit/jumlah Barang dalam Proses
Semakin besar jumlah barang yang masih dalam proses maka nilai persediaannya akan semakin besar.
Tingkat Penyelesaian Produk
Tingkat penyelesaian produk dilihat dari penyelesaian masing-masing komponen produksi yaitu material, TKL & Overhead pabrik.
Tarif Biaya Produksi
Bila tingkat penyelesaian komponen produk tidak sama maka masing-masing unsure biaya tersebut berdasarkan pada tarif-tarif biaya material, tarif biaya TKL dan tarif BOP.
3. Anggaran Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi diperlukan untuk melayani penjualan yang tidak direncanakan atau penjualan nonreguler. Bila persediaan barang jadi tidak mencukupi maka konsumen kemungkinan akan membeli produk merek lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai persediaan barang jadi :
Unit Persediaan
Besarnya persediaan bias ditentukan berdasarkan rata-rata penjualan per bulan atau pendekatan yang lain.
Metode Penentuan Harga Pokok
Ada dua pendekatan dalam penentuan harga pokok yaitu :
a.Metode Full Costing
Metode full costing adalah metode penetuan harga pokok produk yang memasukkan semua biaya produksi sebgai komponen haraga pokok produk, yaitu material, tenaga kerja langsung, BOP variable dan BOP tetap.
b.Metode Variabel Costing
Metode variable costing adalah metode penentuan harga produk yang memasukkan biaya produksi yang bersifat variabel sebagai komponen harga pokok produk, yaitu material, TKL dan BOP variabel.
1. Anggaran Persediaan Material
Dalam anggaran ini yang akan direncanakan adalah berapa nilai persediaan material untuk setiap akhir periode.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai persediaan material yakni :
Jumlah Materaial yang Tersedia
Semakin besar jumlah material yang tersedia atau yang akn disediakan maka nilai persediaan akan semakin besar. Jumlah material yang akan dijadikan sebagai persediaan bias didasarkan pada kebutuhan material untuk satu bula atau dua bulan.
Harga Beli Material per Satuan
Bila material yang ada di gudang dibeli dari beberapa supplier dan pada setiap pembelian harganya berbeda, maka akan timbul permasalahan yakni persediaan yang direncanakan akan dinilai dengan harga yang mana.
Ada 3 metode yang dapat dipilih yakni :
FIFO (First in First Out)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang pertama dibeli langsung diproses, bila dari pembelian pertama telah diproses semua maka akan mengambil dari pembelian kedua dan seterusnya. Dengan demikian bila ada persediaan akhir, maka persediaan tersebut berasal dari pembelian terakhir atau persediaan tersebut dinilai dengan harga pada pembelian terakhir.
LIFO (Last in First Out)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang terakhir dibeli langsung diproses, bila dari pembelian terakhir telah diproses semua maka akan mengambil dari pembelian sebelumnya dan seterusnya. Dengan demikian bila ada persediaan akhir maka persediaan tersebut berasal dari pembelian pertama atau persediaan tersebut dinilai dengan harga pada pembelian pertama.
LIFO (Last in First Out)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang terakhir dibeli langsung diproses, bila dari pembelian terakhir telah diproses semua maka akan mengambil dari pembelian sebelumnya dan seterusnya. Dengan demikian bila ada persediaan akhir maka persediaan tersebut berasal dari pembelian pertama atau persediaan tersebut dinilai dengan harga pada pembelian pertama.
Average
Dalam metode ini persediaan material pada akhir periode akan dinilai dengan harga rata-rata dari pembelian material.
2. Anggaran Persediaan Barang Dalam Proses
Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai, sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar- kecilnya nila persediaan barang dalam proses akan tergantung pada :
Unit/jumlah Barang dalam Proses
Semakin besar jumlah barang yang masih dalam proses maka nilai persediaannya akan semakin besar.
Tingkat Penyelesaian Produk
Tingkat penyelesaian produk dilihat dari penyelesaian masing-masing komponen produksi yaitu material, TKL & Overhead pabrik.
Tarif Biaya Produksi
Bila tingkat penyelesaian komponen produk tidak sama maka masing-masing unsure biaya tersebut berdasarkan pada tarif-tarif biaya material, tarif biaya TKL dan tarif BOP.
3. Anggaran Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi diperlukan untuk melayani penjualan yang tidak direncanakan atau penjualan nonreguler. Bila persediaan barang jadi tidak mencukupi maka konsumen kemungkinan akan membeli produk merek lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai persediaan barang jadi :
Unit Persediaan
Besarnya persediaan bias ditentukan berdasarkan rata-rata penjualan per bulan atau pendekatan yang lain.
Metode Penentuan Harga Pokok
Ada dua pendekatan dalam penentuan harga pokok yaitu :
a.Metode Full Costing
Metode full costing adalah metode penetuan harga pokok produk yang memasukkan semua biaya produksi sebgai komponen haraga pokok produk, yaitu material, tenaga kerja langsung, BOP variable dan BOP tetap.
b.Metode Variabel Costing
Metode variable costing adalah metode penentuan harga produk yang memasukkan biaya produksi yang bersifat variabel sebagai komponen harga pokok produk, yaitu material, TKL dan BOP variabel.
No comments:
Post a Comment