Memperhatikan
model tradisional saat ini, terlihat bahwa model ini melibatkan jaringan
distribusi yang cukup panjang untuk bisa sampai ke konsumen. Potensi panjangnya
distribusi menjadi salah satu tidak efisiennya produk Indonesia. Dalam model
tersebut, produk yang dihasilkan dari produsen (pabrik/manufaktur, maupun
petani/pertanian) akan melalui perusahaan distribusi, yang kemudian juga
melalui sub distribusi, lalu melibatkan grosir, bahkan semi grosir sebelum
akhirnya sampai ke peritel.
Sementara itu gambaran model distribusi yang dilakukan oleh ritel modern saat ini terlihat sangat efisien sebagaimana terlihat dalam model distribusi dilakukan secara langsung dari produsen/manufaktur atau distributor ke pusat distribusi peritel modern untuk kemudian secara langsung didistribusikan ke gerai/toko-toko mereka. Terlihat dalam model ini betapa efisiennya alur distribusi yang dicapai.
A. Inovasi dan Perkembangan Teknologi dalam Ritel
a. Pasar
Domestik yang melemah
Ritel semakin popular setelah masuknya peritel asing ke
negeri ini seperti Indomart dan Alfamart yang berdiri di setiap pinggiran jalan
hanya berjarak beberapa ratus meter saja khususnya diwilayah Indonesia bagian
barat. Perilaku masuknya peritel asing membuat peritel tradisional
menjadi kolaps tak berdaya.Apalagi kebanyakan peritel tradisional hanya
memiliki ketrampilan yang minim karena usahanya hanya dijalankan secara turun
temurun saja.
b. Meningkatnya
keahlian industri
Pada perusahaan Ritel posisi perusahaan dapat dibangun pada
beberapa area seperti akutansi, promosi, tehnologi informasi, distribusi dan
sumber daya manusia. Bisnis ritel memerlukan berbagai ketrampilan dalam
penguasaaan sistim manajemen.
c. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan Tehnologi
Menurut Alfin Tofler dikatakan semua kegiatan bisnis
berpondasikan kekuatan sumber daya manusia dan bukan semata mata hanya sumber
daya alamnya saja.
No comments:
Post a Comment