Monday, December 28, 2020

FORMAT BISNIS RITEL

Menurut Asep ST Sujana (2005:16) mengklasifikasikan tipe bisnis ritel berdasarkan:

a. Ownership (kepemilikan bisnis),

§  Single-store Retailer; merupakan tipe binis retail yang paling banyak jumlahnya dengan ukuran toko umumnya dibawah 100 m2 mulai dari kios atau toko dipasar tradisional sampai dengan minimarket modern; dengan kepemilikan secara individual.

§  Toko Retail; adalah toko retail dengan banyak (lebih dari satu) cabang dan biasanya dimiliki oleh institusi bisnis bukan perorangan.melainkan dalam bentuk perorangan (company owned retail chain).Bentuknya mulai dari rantai toko minimarket sampai dengan mega hyperstore.contoh nyata yang umum adalah seperti Hero Supermarket, Sogo, Dept,Store & Supermarket, Matahari, Ramayana, dan sebagainya.

§  Toko Waralaba (Franchise Stores); adalah toko retail yang di bangun berdasarkan kontrak kerja waralaba (bagi hasil)antara terwaralaba (franchisee) yakni pengusaha investor perseorangan (independent business person)dengan pewaralaba (franchisor)yang merupakan pemegang lisen bendera/nama toko,sponsor,dan pengelola usaha)

 

b. Merchandise category (kategori barang dagangan),

§  Special store (Toko Khas) merupakan toko retail yang menjual satu jenis kategori barang atau suatu rentang kategori barang (merchandise category) yang relatif sempit/art-shop (pasar seni), jewelry store (toko perhiasan),toko buku,dan sebagainya.

§  Grocery store (Toko Serba Ada, Toserba) merupakan toko ritel yang menjual sebagian besar kategori barangya adalah barang groceries (kebutuhan sehari-hari; freshfood perishable, dry-food ,beverages, cleanings dan cosmetics,serta household items.Umumya toko retail modern yang sudah mapan adalah berbasis sebagai grocery retailers di mana mereka jual lebih dari 60% dari assortment (bauran produk) adalah merupakan kebutuhan pokok (basic needs)harian pribadi, keluarga,atau rumah tangga.contohya Carrefour,Makro,Hero,Lion Superindo, dan tip top

§  Department Store sebagian besar dari assortments yang di jual adalah merupakan non-basic items (bukan kebutuhan pokok), fashionables,dan branded items(bermerek) dengan lebih dari 80%(konsinyasi). Contohya,Ramayana,Borobudur,Sogo,Dept store, Matahari galleria dan Pasaraya

§  Hyperstore menjual barang-barang dalam rentang kategori barang yang sangat luas.menjual hampir semua jenis barang kebutuhan setiap lapisan konsumen,mulai dari barang grocery,household,textile,appliance,optical dan lainnya dengan konsep one-stop-shopping (everything-in-oneroof),bahkan ganti oli, dang anti ban mobil dapat di layani di dalam toko ritel sejenis ini.paling tidak di butuhkan sedikitya 10.000 m persegi luasan sales area.toko-toko retail di Indonesia tampakya belum ada yang dapat dikategorikan dalam tipe hyperstore,bahkan Carrefour sekalipun.Meskipun di negarya (Perancis), Carrefour juga telah mengoperasikan model ini.

c. Luas sales area (area pejualan),

§   Small Store/Kiosk;sebuah toko kecil (kios) yang umumnya merupakan toko ritel traditional,dioperasikan sebagai usaha kecil dengan sales area dari 100 m2

§   Minimarket;dioperasikan dengan luasn sales area antara 100 sampai dengan 1.000 m2.

§   Supermarket;dioperasikan dengan luasan sales area antara 1.000 sampai dengan 5.000 m2.

§   Hypermarket;dioperasikan dengan luasan sales area lebih dari 5.000 m2

d. Non-store retailer (retailer tanpa toko).

o  Multi-Level-Marketing (MLM); adalah suatu model penjualan barang secara langsung (direct selling) dengan system komisi penjualan berperingkat berdasarkan status keanggotaan dalam distribution lines (jalur atau peringkat distribusi).Kemudian karena marketing policy-nya untuk tidak melakukan above the line promotion (advertising) dan tidak di perbolehkannya marketing budget-nya di kompensasikan ke dalam bentuk Point Value (PV) dan Benerfit Value (BV) bagi para direct distributor.Contoh nyata model ini adalah Amway,CNI, dan lain-lain

o  Mail & Phone Order Retailer; bentuk lain dari non-store retailer adalah Mail & Phone Order Retailer atau bisa di sebut sebagai “ toko pesan antar “,yakni perusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat dan atau telepon .Contoh dari model non-store retailer in,antara lain TV Media DRTV, dan sebagaiya.dalamperkembangannya.contoh retailer tipe inipun tidak lagi murni non-store retailer dengan di bukanya showroom-showroom (konter) di hampir seluruh kota besar.

o  Internet/Online Store (e-Commerce);perkembangan teknologi informasi khususnya internet,telah memukinkan berkembangnya “toko retail” di dunia maya.Adopsi teknologi internet ke dalam bentuk online retailing (e-tail-ing, e-commerce) begitu memukau sehingga banyak yang gagal karena over-estimate atau over-self-confidence walaupun ada pula yang berhasil seperti Amazon.com,dan Walmart.com.proses follow-up antara lain melalui penyedian pusat layanan informasi dan konsumen,serta system layanan pesan-antar yang memadai

No comments:

Post a Comment