Kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam
periode tertentu.
Menurut Fauzi (1995:207) “Kinerja merupakan suatu istilah umum
yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari
suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah
standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar
efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan
semacamnya”.
Menurut Mulyadi (2001:337) “Kinerja adalah keberhasilan
personil, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang
telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.”
Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang
ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat
diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai
ukuran yang disepakati. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
kemampuan, usaha, dan kesempatan personel, tim, atau unit organisasi
dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan sasaran strategik yang
telah ditetapkan.
Menurut Stout (1993: 33) yang
dikutip dari LAN dan BPKP (2000) mengatakan bahwa pengukuran kinerja
merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan
kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil yang ditampilkan berupa
produk, jasa, ataupun suatu proses. Pengukuran kinerja diperlukan untuk
mengetahui pencapaian target yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja
merefleksikan filosofi dan kultur dari suatu organisasi serta menggambarkan
seberapa baik suatu kinerja telah diselesaikan dengan biaya, waktu, dan
kualitas yang optimal (Tatikonda dan Tatikonda, 1998: 67).
Sistem penilaian kinerja yang
efektif sebaiknya mengandung beberapa indikator kinerja, di antaranya
yaitu:
(1) memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada
perspektif pelanggan,
(2) menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat
ukur kinerja yang mengesahkan pelanggan,
(3) memperhatikan semua aspek
aktivitas kinerja secara komprehensif yang mempengaruhi pelanggan,
(4) menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota
organisasi mengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan
perbaikan.
Manfaat sistem pengukuran
kinerja yang baik adalah sebagai berikut :
1) Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh orang
dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada
pelanggan.
2) Memotivasi para pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian
dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
3) Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upayaupaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
4) Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi
lebih nyata sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5) Membangun komitmen untuk melakukan suatu perubahan dengan
melakukan evaluasi atas perilaku yang diharapkan tersebut.
Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka
mengetahui manfaat yang mereka harapkan (Basri dan Rivai, 2004: 55).
Manfaat penilaian kinerja menurut pihak-pihak yang berkepentingan dalam
penilaian adalah:
1) Bagi Orang yang Dinilai (Karyawan)
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja,
antara lain:
a) Meningkatkan motivasi.
b) Meningkatkan kepuasan hidup.
c) Adanya kejelasan standar hasil yang mereka terapkan.
d) Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif.
e) Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar.
f) Pengembangan tantang pengetahuan dan kelemahan menjadi lebih
besar, membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal
mungkin.
g) Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas.
h) Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi.
i) Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan
bagaimana mereka mengatasinya.
j) Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu
dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut.
k) Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan.
l) Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun
dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita
karyawan.
m)Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.
2) Bagi Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manager, konsultan)
Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja adalah:
a) Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan
kinerja karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya.
b) Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang
pekerjaan individu dan departemen yang lengkap.
c) Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik
untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya.
d) Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi.
e) Peningkatan kepuasan kerja.
f) Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut,
rasa grogi, harapan, dan aspirasi mereka.
g) Meningkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para
manajer maupun dari para karyawan.
h) Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan
memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka
dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan.
i) Meningkatkan rasa harga diri yang kuat di antara manajer dan juga
para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan
dengan ide para manajer.
j) Sebagai media untuk mengurangi kesejangan antara sasaran individu
dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran
perusahaan.
k) Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan kepada karyawan
apa yang sebenarnya diinginkan oleh perusahaan dari para karyawan
sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan
dirinya, dan berjaya sesuai dengan harapan dari manajer.
l) Sebagai media untuk menigkatkan interpersonal relationship atau
hubungan pribadi antara karyawan dan manajer.
3) Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan, manfaat penilaian kinerja antara lain:
a) Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan
b) Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang
dilakukan oleh masing-masing karyawan.
c) Meningkatkan kualitas komunikasi.
d) Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.
e) Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
f) Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang
dilakukan oleh setiap karyawan.
g) Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.
h) Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang
dibutuhkan.
i) Kemampuan menemu kenali setiap permasalahan.
j) Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh
perusahaan.
k) Budaya perusahaan menjadi mapan.
No comments:
Post a Comment