Ekonomi Pemasaran
Membahas Ekonomi dan Pemasaran
Wednesday, April 7, 2021
Monday, December 28, 2020
CONTOH SOAL ESSAY PENATAAN BARANG DAGANG SMK KELAS XI BDP
ESSAY PENATAAN BARANG DAGANG
1. Mengapa display sering disebut dengan the silent salesman?
2. Sebutkan 3 fungsi window display !
3. Jelaskan yang dimaksud grouping dalam penataan barang !
4. Sebutkan yang termasuk kelompok barang frozen !
5. Uraikan pengelompokan barang menurut bentuknya, daya tahannya dan jumlahnya !
JAWABAN
1. Karena display dapat mewakili promosi produk dan dapat display yang menarik dapat membuat suatu produk dibeli oleh konsumen, lewat display pula impuls buying konsumen bisa muncul tanpa harus ada orang yang mengkomunikasikan produk tersebut dengan percakapan langsung maupun tidak langsung.
2. a. Menarik perhatian orang
b. Memancing
perhatian thdp barang yang dijual
c. Menimbulkan
impulse buying
d. Menimbulkan
daya tarik thdp keseluruhan suasana toko
e. Menyatakan
kualitas barang yang baik dan ciri khas toko tsb
3. Grouping adalah sistem untuk melakukan seleksi dan pemilihan sejumlah barang yang akan dijual dengan mengelompokkan penempatan item/jenis barang yang strategis guna memudahkan pembeli memilih barang.
4. Daging beku, sayuran, ice cream, chicken nugget
5. Menurut bentuknya : benda padat dan benda cair
Menurut daya
tahannya : barang tahan lama dan tidak tahan lama
Menurut
jumlahnya : barang bebas dan barang ekonomis
DISTRIBUSI RITEL MODERN DAN TRADISIONAL SERTA INOVASI TEKNOLOGI
Memperhatikan
model tradisional saat ini, terlihat bahwa model ini melibatkan jaringan
distribusi yang cukup panjang untuk bisa sampai ke konsumen. Potensi panjangnya
distribusi menjadi salah satu tidak efisiennya produk Indonesia. Dalam model
tersebut, produk yang dihasilkan dari produsen (pabrik/manufaktur, maupun
petani/pertanian) akan melalui perusahaan distribusi, yang kemudian juga
melalui sub distribusi, lalu melibatkan grosir, bahkan semi grosir sebelum
akhirnya sampai ke peritel.
Sementara itu gambaran model distribusi yang dilakukan oleh ritel modern saat ini terlihat sangat efisien sebagaimana terlihat dalam model distribusi dilakukan secara langsung dari produsen/manufaktur atau distributor ke pusat distribusi peritel modern untuk kemudian secara langsung didistribusikan ke gerai/toko-toko mereka. Terlihat dalam model ini betapa efisiennya alur distribusi yang dicapai.
A. Inovasi dan Perkembangan Teknologi dalam Ritel
a. Pasar
Domestik yang melemah
Ritel semakin popular setelah masuknya peritel asing ke
negeri ini seperti Indomart dan Alfamart yang berdiri di setiap pinggiran jalan
hanya berjarak beberapa ratus meter saja khususnya diwilayah Indonesia bagian
barat. Perilaku masuknya peritel asing membuat peritel tradisional
menjadi kolaps tak berdaya.Apalagi kebanyakan peritel tradisional hanya
memiliki ketrampilan yang minim karena usahanya hanya dijalankan secara turun
temurun saja.
b. Meningkatnya
keahlian industri
Pada perusahaan Ritel posisi perusahaan dapat dibangun pada
beberapa area seperti akutansi, promosi, tehnologi informasi, distribusi dan
sumber daya manusia. Bisnis ritel memerlukan berbagai ketrampilan dalam
penguasaaan sistim manajemen.
c. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan Tehnologi
Menurut Alfin Tofler dikatakan semua kegiatan bisnis
berpondasikan kekuatan sumber daya manusia dan bukan semata mata hanya sumber
daya alamnya saja.
PRINSIP-PRINSIP BISNIS RITEL
Prinsip dasar pada ritel modern yang terdiri dari 4 P:
a. Product
(Produk)
Produk
menurut Kotler and Armstrong (2001) adalah segala sesuatu yang ditawarkan
kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996), keunggulan suatu
produk agar dapat diterima dan bertahan dipasar ditentukan oleh ciri khas atau
keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar
(Porter, 1996).
Kualitas
produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai
nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu
perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas prodak dan membandingkannya
dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
b. Price
(Harga)
Strategi
dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga
bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga
berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis (Kotler and
Armstrong, 2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam
penetapan harga oleh sebuah perusahaan ritel yaitu konsumen, dirinya sendiri,
dan pesaing.
Menurut
Ma’ruf (2005) , impementasi strategi harga antara lain :
1. Penetapan
harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang ditetapkan
secara variatif sesuai fluktuasi tingkat permintaan konsumen.
2. Penetapan
harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000 Menurut Ma’ruf
(2005), impementasi strategi harga antara lain :
3. Penetapan
harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang ditetapkan
secara variatif sesuai fluktuasi tingkat permintaan konsumen.
4. Penetapan
harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000
5. Leader
pricing, penetapan harga dimana profit marginnya lebih rendah daripadatingkat
yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.
6. Penetapan
harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit per
itemnya.
7. Harga
bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga
yang beragam.
c.
Promotion (Promosi)
Menurut
Philip Kotler (1997, p.153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh
rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi
periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan
masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity), promosi penjualan
(sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari
rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh
perusahaan.
Menurut
Schoell (1993, p.424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik,
mengingatkan, dan meyakinkan.
Jenis
kegiatan promosi diatas :
a.
Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan
berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
b.
Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal
dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan
untuk merangsang pembelian atau kegiatan mempromosikan suatu produk dengan cara
mendatangi ke tempat konsumen berada, oleh seorang wiraniaga/salesperson.
c.
Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai,
pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita
tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah) atau merupakan usaha untuk merangsang
permintaan dari suatu produk secara non personal yang bersifat komersial.
d. Promosi
Penjualan (Sales Promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk
diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
d. Place (Lokasi)
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang
saling tergantung yang terlibat dalam proses menjadikan barang dan jasa siap
digunakan atau dikomsumsi (Kotler, 2002). Menurut Losch, Lokasi penjualan
sangat berpengaruh lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen
yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin malas
membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin
mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada dipasar atau
dekat dengan pasar.
3 tipe
lokasi dasar yang dapat dipilih oleh ritel, yaitu:
a. Shopping
Centers (Pusat Belanja)
Shopping
Centers merupakan grup ritel dan bisnis lain yang direncanakan, dibangun,
dimiliki dan dikelola sebagai satu kepemilikan
b. City or
Town Location (Ritel di Kota Besar)
The Central
Business District merupakan area bisnis tradisional yang berada dikeramaian
kota dalam suatu kota besar
CBD yang
sukses adalah yang dekat dengan area yang berpenduduk besar
c.
Freestanding Location
Merupakan
lokasi yang tidak terhubung dengan ritel yang lain, sekalipun banyak yang
lokasinya dekat dengan mall.
Selain tiga lokasi utama tersebut, ritel juga dapat
didirikan dan dijalankan dengan memilih lokasi sebagai berikut:
a. Airport
b. Resort
c.
RumahSakit
d. Toko
dalam toko
e. Area
serbaguna
FORMAT BISNIS RITEL
Menurut Asep ST Sujana (2005:16) mengklasifikasikan tipe bisnis ritel berdasarkan:
a. Ownership (kepemilikan bisnis),
§ Single-store
Retailer; merupakan tipe binis retail yang paling banyak jumlahnya dengan
ukuran toko umumnya dibawah 100 m2 mulai dari kios atau toko dipasar
tradisional sampai dengan minimarket modern; dengan kepemilikan secara
individual.
§ Toko Retail;
adalah toko retail dengan banyak (lebih dari satu) cabang dan biasanya dimiliki
oleh institusi bisnis bukan perorangan.melainkan dalam bentuk perorangan
(company owned retail chain).Bentuknya mulai dari rantai toko minimarket sampai
dengan mega hyperstore.contoh nyata yang umum adalah seperti Hero Supermarket,
Sogo, Dept,Store & Supermarket, Matahari, Ramayana, dan sebagainya.
§ Toko
Waralaba (Franchise Stores); adalah toko retail yang di bangun berdasarkan
kontrak kerja waralaba (bagi hasil)antara terwaralaba (franchisee) yakni
pengusaha investor perseorangan (independent business person)dengan pewaralaba
(franchisor)yang merupakan pemegang lisen bendera/nama toko,sponsor,dan
pengelola usaha)
b.
Merchandise category (kategori barang dagangan),
§ Special
store (Toko Khas) merupakan toko retail yang menjual satu jenis kategori barang
atau suatu rentang kategori barang (merchandise category) yang relatif
sempit/art-shop (pasar seni), jewelry store (toko perhiasan),toko buku,dan
sebagainya.
§ Grocery
store (Toko Serba Ada, Toserba) merupakan toko ritel yang menjual sebagian
besar kategori barangya adalah barang groceries (kebutuhan sehari-hari;
freshfood perishable, dry-food ,beverages, cleanings dan cosmetics,serta
household items.Umumya toko retail modern yang sudah mapan adalah berbasis
sebagai grocery retailers di mana mereka jual lebih dari 60% dari assortment
(bauran produk) adalah merupakan kebutuhan pokok (basic needs)harian pribadi,
keluarga,atau rumah tangga.contohya Carrefour,Makro,Hero,Lion Superindo, dan
tip top
§ Department
Store sebagian besar dari assortments yang di jual adalah merupakan non-basic
items (bukan kebutuhan pokok), fashionables,dan branded items(bermerek) dengan
lebih dari 80%(konsinyasi). Contohya,Ramayana,Borobudur,Sogo,Dept store,
Matahari galleria dan Pasaraya
§ Hyperstore
menjual barang-barang dalam rentang kategori barang yang sangat luas.menjual
hampir semua jenis barang kebutuhan setiap lapisan konsumen,mulai dari barang
grocery,household,textile,appliance,optical dan lainnya dengan konsep
one-stop-shopping (everything-in-oneroof),bahkan ganti oli, dang anti ban mobil
dapat di layani di dalam toko ritel sejenis ini.paling tidak di butuhkan
sedikitya 10.000 m persegi luasan sales area.toko-toko retail di Indonesia
tampakya belum ada yang dapat dikategorikan dalam tipe hyperstore,bahkan
Carrefour sekalipun.Meskipun di negarya (Perancis), Carrefour juga telah
mengoperasikan model ini.
c. Luas
sales area (area pejualan),
§
Small Store/Kiosk;sebuah toko kecil (kios) yang
umumnya merupakan toko ritel traditional,dioperasikan sebagai usaha kecil
dengan sales area dari 100 m2
§
Minimarket;dioperasikan dengan luasn sales area antara
100 sampai dengan 1.000 m2.
§
Supermarket;dioperasikan dengan luasan sales area
antara 1.000 sampai dengan 5.000 m2.
§
Hypermarket;dioperasikan dengan luasan sales area
lebih dari 5.000 m2
d. Non-store retailer (retailer tanpa toko).
o Multi-Level-Marketing
(MLM); adalah suatu model penjualan barang secara langsung (direct selling)
dengan system komisi penjualan berperingkat berdasarkan status keanggotaan
dalam distribution lines (jalur atau peringkat distribusi).Kemudian karena
marketing policy-nya untuk tidak melakukan above the line promotion
(advertising) dan tidak di perbolehkannya marketing budget-nya di kompensasikan
ke dalam bentuk Point Value (PV) dan Benerfit Value (BV) bagi para direct
distributor.Contoh nyata model ini adalah Amway,CNI, dan lain-lain
o Mail &
Phone Order Retailer; bentuk lain dari non-store retailer adalah Mail &
Phone Order Retailer atau bisa di sebut sebagai “ toko pesan antar “,yakni
perusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat dan atau
telepon .Contoh dari model non-store retailer in,antara lain TV Media DRTV, dan
sebagaiya.dalamperkembangannya.contoh retailer tipe inipun tidak lagi murni
non-store retailer dengan di bukanya showroom-showroom (konter) di hampir
seluruh kota besar.
o Internet/Online
Store (e-Commerce);perkembangan teknologi informasi khususnya internet,telah
memukinkan berkembangnya “toko retail” di dunia maya.Adopsi teknologi internet
ke dalam bentuk online retailing (e-tail-ing, e-commerce) begitu memukau
sehingga banyak yang gagal karena over-estimate atau over-self-confidence
walaupun ada pula yang berhasil seperti Amazon.com,dan Walmart.com.proses
follow-up antara lain melalui penyedian pusat layanan informasi dan
konsumen,serta system layanan pesan-antar yang memadai
FUNGSI BISNIS RITEL
Dalam alur proses bisnis ritel merupakan akhir proses distribusi dengan dilakukan penjual langsung pada konsumen akhir,dimana bisnis retail merupakan suatu fungsi atau mata rantai proses distribusi sebagai perantara antara distributor (wholesaler,ataupun importer) dengan kosumen akhir.
Retail juga
berperan sebagai penghimpun berbagai kategori atau jenis barang yang menjadi
kebutuhan konsumen sehingga konsumen menjadi toko retail sebagai tempat rujukan
untuk mendapatkan (to choose,to find) barang yang dibutuhkannya. Lebih lanjut
binis ritel berperan sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture di
pasar konsumsi (consumption market), dan dengan demikian manufacture dan
distributor memiliki ketergantungan yang besar terhadap entitas bisnis ritel.
Keuntungan
dari proses distribusi barang/jasa,ritel juga sangan tergantung pada pasokan
(supply) barang dari manufacture dan atau distributor.tinggkat ke untungan yang
maksimum dari retailer merupakan hasil dari positioning yang optimum retailer
di pasar konsumen dan di pasar sumber barang/jasa (resources market),dan dari
kemampuannya untuk beroperasi seefisien mungkin dalam keseimbangan proses
distibusi menurut Asep ST Sujana (2005).
Industri
Ritel memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara, terutama
berkaitan dengan proses distribusi berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh
masyarakat, antara lain:
1. Melakukan kegiatan usaha di
lokasi yang nyaman dan mudah diakses oleh pelanggan
2. Memeberikan keragaman produk
sehingga memungkinkan pelanggan bisa memilih produk yang diinginkan.
3. Memecah atau Membagi jumlah dan
ukuran produk yang besar sehingga dapat dijual dalam kemasan/ukuran yang kecil.
4. Mengubah produk menjadi bentuk
yang lebih menarik.
5. Menyimpan produk agar tetap
tersedia pada harga yang relatif tetap.
6. Membantu terjadinya perpindahan
barang melalui sistem distribusi
7. Memeberikan jaminan produk
layanan purna jual dan turut menangani keluhan pelanggan.
8. Adakalanya memberikan fasilitas
kredit dan sewa.
9. Meningkatkan nilai produk.
Pengertian, Jenis, Perbedaan dan Peran Bisnis Ritel
A.
Pengertian
Bisnis Ritel
a.
Pengertian
Bisnis
Bisnis
dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua
aktifitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan
sehari-hari.
Bisnis merupakan
suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Menurut Griffin dan Ebert.
Dari beberapa pengertian bisnis di
atas, dapat disimpulkan bahwa Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh
individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create
value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service)
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui
transaksi.
b.
Jenis-jenis
Bisnis
Bisnis berdasarkan kegiatannya
bisnis dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Production (Produksi) merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengolah suatu bahan atau sumber-sumber
yang ada agar tercipta suatu produk yang mempunyai nilai guna yang lebih tinggi
(menaikan faedahnya).
2. Distribution (Distribusi)
adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut
diperlukan.
3. Consumer (Konsumen) adalah
setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.
c.
Pengertian
Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa
Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu.Retail atau
eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam
penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis.Sering kali orang-orang
beranggapan bahwa ritel hanya menjual produk-produk di toko. Tetapi retail
(ritel) juga melibatkan pelayanan jasa layanan antar (delivery services) ke
rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan ditoko. Kegiatan yang dilakukan dalam
bisnis retail (ritel) adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya,
kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen
menjual produk-produknya kepada peretail maupun peritel besar
(wholesaler).Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang
partai besar.
d.
Perbedaan
bisnis ritel
International Finance Corporation
(IFC) mencatatkan sekira 80 persen penjualan ritel di Indonesia merupakan hasil
dari penjualan ritel tradisional, dengan nilai sekira USD138 juta.IFC juga
mencatat, peritel tradisional juga mampu menyerap 21 persen tenaga kerja di indonesia,
Tapi ada kesenjangan dalam
operasional yang dialankan selama ini dimana kesenjangan terjadi karena
terdapat di sisi pembayaran, peritel modern telah mengadopsi pembayaran secara
digital (e-money) sedangkan peritel tradisional belum.
Saat ini kesenjangan antara peritel
modern dan peritel tradisional adalah, peritel modern memiliki rantai
distribusi yang terintegrasi secara digital sehingga menciptakan sinergi di
antara penggunanya. Standar bersama membuat informasi yang mengalir lebih
efektif di antara pemasok, peritel dan bank untuk meningkatkan visibilitas,
efisiensi dan proses otomasisasi.
Sedangkan peritel tradisional,
biasanya berbasis uang tunai dan mempunyai keterbatasan integrasi dengan
pemasok atau bank untuk mengelola pembelanjaan, persediaan dan pembayaran.Tanpa
teknologi yang kompatibel, mereka hanya mendapatkan sedikit keuntungan dari
standar dan infrastruktur yang digunakan oleh pelaku bisnis yang lebih besar
dalam rantai distribusi ini.
Contohnya dengan data yang dimiliki
bersama antara peritel modern bersama dengan perbankan membuat peritel modern
lebih mudah untuk melakukan pinjaman keperbankan untuk ekspansinya.
B. Peran Bisnis Ritel
Usaha
eceran atau usaha ritel mempunyai peran yang sangat penting baik ditinjau dari
pihak konsumen atau dari pihak produsen.
Dari Pihak Produsen:
1. Peritel dipandang sebagai pihak
yang ahli dalam bidang penjualan produk perusahaan
2. Peritel adalah ujung tombak
peusahaan yang akan sangat menentukan laku tidaknya produk perusahaan
3. Peritel adalah sumber informasi
yang sangat berharga mengenai produknya.
4. Produsen dapat memasang iklan,
mengadakan undian atau memberi hadiah kepada konsumen melalui toko-toko ritel.
Dari Pihak Konsumen:
Usaha ritel
memberikan kebutuhan ekonomis bagi pelanggan melalui lima cara, antara lain:
1. Usaha ritel biasanya berlokasi
didekat rumah pelanggan, sehingga pelanggan bisa dengan segera mendapatkan
suatu produk tanpa perlu menunggu lama.
2. Memudahkan konsumen/pelanggan
dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta jasa yang
ditawarkan. Pelanggan mungkin hanya ingin lebih dari sekedar mendapatkan barang
yang diinginkan pada tempat yang nyaman. Mereka hampir ingin selalu belanja di
mana bisa mendapatkan kemudahan memilih, membandingkan kualitas, bentuk, dan harga
dari produk yang diinginkan. Dalam menarik dan memuaskan pelanggan, para
peritel biasanya akan berusaha menciptakan suasana belanja yang nyaman.
3. Menjaga harga jual tetap rendah
agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan.
4. Membantu meningkatkan standar
hidup masyarakat.
Produk yang dijual dalam usaha
ritel, tergantung pada apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat. Upaya
promosi yang dilakukan, tidak hanya memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai beragam produk barang dan jasa, tetapi juga dapat meningkatkan
keinginan pelanggan untuk membeli. Hasil akhirnya adalah peningkatan standar
hidup dan penjualan produk.
5. Adanya usaha ritel juga
memungkinkan dilakukannya produksi besar-besaran (produksi massal). Produksi
massal tidak akan dapat dilakukan tanpa sistem pengecer yang efektif dalam
mendistribusikan produk yang dibuat secara massal bagi pelanggan.
Peran ritel
dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan, yaitu sebagai pihak akhir
(final link) dalam suatu rantai produksi, yang dimulai dari pengolahan bahan
baku, sampai dengan distribusi barang (dan jasa) ke konsumen akhir.
Wednesday, November 18, 2020
Surplus Konsumen dan Contoh Hitungannya
Kapan Surplus Konsumen terjadi? Surplus terjadi ketika konsumen akan membayar harga lebih tinggi dari harga pasar untuk suatu produk. Misalnya, untuk membeli roti konsumen bersedia membayar Rp 5.500, namun dia mendapati roti yang diinginkan di harga Rp 4.000, maka kelebihan harga sebesar Rp 1.500 adalah surplus yang dinikmati oleh konsumen.
Peranan Perdagangan Luar Negeri Dalam Meningkatkan Perekonomian di Indonesia
a. Memperluas pasar (wilayah perdagangan) dan meningkatkan produksi
b. Meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor produk ke negara lain.
c. Meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, menstabilkan harga barang, dan menyerap banyak tenaga kerja.
d. Melakukan transfer teknologi modern untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam proses produksi.
e. Mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang semakin mahir, terampil, dan unggul untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Monday, November 16, 2020
CONTOH SOAL BUDGET BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM
CONTOH SOAL BUDGET BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM
Berikut contoh perhitungan anggaran biaya
administrasi dan umum yang dilakukan pada PT. Argotama:
PT. Argotama, sebuah perusahaan produsen pensil yg
berlokasi di Jakarta. Pada bulan Nopember 2020, kantor administrasi perusahaan
ini membuat anggaran berkaitan dengan rencana kerja tahun 2021 untuk mendukung
seluruh aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pada tahun 2020, biaya
yang dikeluarkan untuk administrasi dan umum adalah sebagai berikut:
· Gaji 4 staf
administrasi sebesar Rp 98.000.000;
· Gaji 2 manajer sebesar Rp 75.000.000;
· Gaji direktur sebesar
Rp 86.000.000;
· Biaya sewa kendaraan
sebesar Rp 36.000.000;
· Biaya urusan hukum Rp
24.000.000;
· Biaya korespondensi Rp
6.000.000;
· Biaya telpon Rp
12.000.000;
· Biaya listrik Rp 19.000.000;
· Biaya alat tulis dan
cetak Rp 12.000.000;
· Biaya penyusutan
gedung kantor Rp 15.000.000;
· Biaya penyusutan
kendaraan Rp 24.000.000;
· Macam-macam biaya
administrasi sebesar Rp 9.000.000.
Untuk tahun 2021, perusahaan menganggarkan kenaikan
biaya admnistrasi dan umum. Perubahan tersebut mencakup hal-hal berikut:
· Kenaikan gaji staf adm
sebesar 20%
· Kenaikan gaji manajer
& direktur masing-masing sebesar 20% & 15%
· Direncanakan merekrut
2 orang staf adm baru, dgn gaji per bulan sebesar Rp 2.000.000 / orang
· Tarif listrik diperkirakan akan naik sebesar
20%
· Biaya-biaya yg lain diperkirakan tidak berubah.
Untuk tutorial pengerjaannya silahkan akses link Youtube :
Penyelesaian Budget Biaya Administrasi Part 1
Untuk penjelasan mengenai konsep budget administarasi silahkan akses link :
Langkah Membuat Budget Biaya Administrasi
Mengenal Budget Biaya Administrasi
Menurut Munandar (2003, hal 187) pengertian
anggaran biaya administrasi adalah Anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang biaya yang terjadi serta biaya lain yang sifatnya untuk
keperluan secara keseluruhan, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis
biaya administrasi, jumlah biaya administrasi, dan waktu (kapan) biaya
administrasi tersebut terjadi dan dibebankan, yang masing-masing dikaitkan
dengan tempat (departemen) dimana biaya administrasi tersebut terjadi. Anggaran
biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk direksi dan stafnya, bagian keuangan dan bagian administrasi.
Anggaran administrasi yaitu anggaran yang berisi
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan diluar
kegiatan pabrik. Anggaran biaya administrasi merupakan anggaran yang disusun
secara terperinci tentang besarnya biaya administrasi perusahaan dan
biaya-biaya lain untuk keperluan secara keseluruhan dari perusahaan.
Dalam penyusunan anggaran biaya administrasi ada
beberapa faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya administrasi antara
lain :
1. Anggaran penjualan
2. Anggaran unit yang
diproduksikan
3. Berbagai standar yang
telah ditetapkan perusahaan
4. System pembayaran upah
(gaji)
5. Metode depresiasi
6. Metode alokasi biaya
Sangat penting mengetahui faktor yang mempengaruhi
penyusunan anggaran agar bisa meminimalisir resiko yang mungkin terjadi. Berikut
adalah faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran:
1. Faktor internal :
·
Data penjualan pada tahun-tahun yang lalu;
·
Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan
masalah harga jual, syarat pembayaran yang dijual, dan sebagainya.
·
Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan
·
Tenaga kerja, modal kerja dan
fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan
2. Faktor eksternal
·
Keadaan persaingan
·
Tingkat pertumbuhan penduduk
·
Tingkat penghasilan masyarakat
Langkah-langkah dalam rangka penyusunan standar
biaya administrasi dan umum adalah sebagai berikut:
1. Observasi dan analisa
pendahuluan
Langkah ini penting di dalam memastikan semua
masalah yang harus diketahui, dan memilih luasnya kegiatan yang dapat
distandarisasi serta untuk membantu mengeliminasi kelemahan-kelemahan yang
sifatnya routine.
2. Memilih fungsi atau
kegiatan yang disusun standarnya
Standar biaya administrasi dan umum hanya dapat
disusun untuk fungsi atau kegiatan yang presentasinya dapat diukur secara
pasti, dalam bentuk satuan standar pengukur.
3. Penentuan satuan standar
pengukur kegiatan
Satuan standar pengukur untuk suatu bagian atas
sub-bagian kegiatan administrasi umum tergantung kepada kegiatan khusus yang dilaksanakan
oleh bagian yang bersangkutan, sehingga dapat dipakai alat mengukut prestasi.
4. Menentukan metode dan
perhitungan dasar
Penelitian gerak dan waktu hanya dilakukan terhadap
bagian atau sub-bagian dari fungsi administrasi dan umum ynag dapat disusun
standarnya. Atas dasar penelitian gerak dan waktu tersebut disusun anggaran
biaya dan dihitung besarnya biaya standar.
5. Testing atas biaya
standar
Setelah biaya standar dihitung, maka standar
tersebut harus dites lebih dahulu untuk mengetahui apakah praktis dipakai.
6. Aplikasi akhir
Dalam aplikasi akhir dari standar memerlukan penjelasan dan keikutseraan para pelaksana, sesuai dengan tanggungjawab atas pekerjaannya masing-masing, karena yang akan diukur prestasinya adalah para pelaksana tersebut.
Contoh Soal Budget Biaya Administrasi dan Umum Klik Link berikut :
Soal Budget Biaya Administrasi
Tugas Mahasiswa :
Buatlah Contoh Anggaran Budget Biaya Administrasi secara berkelompok maksimal 6 Mahasiswa, buat dalam bentuk pdf dengan waktu pengerjaaan maksimal 1 minggu. (Tidak boleh sama persis dengan kelompok lainnya dalam satu kelas.