Tuesday, March 13, 2018

Teori Munculnya Pemimpin dan Gaya Kepemimpinan Efektif & Tidak Efektif

Tiga Teori Munculnya Pemimpin
  • Teori Genesis, "Leaders are born and not made" berarti pemimpin itu tidak dapat diciptakan tetapi muncul bakat-bakat alamiahnya yang luar biasa dari lahir, seseorang yang ditakdirkan jadi pemimpin dalam situasi dan kondisi apapun.
  • Teori Sosial; "Leaders are made not born" Pemimpin tidak lahir begitu saja, Pemimpin harus disiapkan, dididik dan dibentuk dan tidak dilahirkan begitu saja dimana setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan disiapkan serta didorong oleh kemauannya sendiri.
  • Teori Ekologis ; Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahir memiliki bakat luar biasa dan dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan sesuai lingkungannya.
Gaya Kepemimpinan Yang Efektif
  1.  Birokrat : Patuh pada aturan, loyal, memelihara situasi dan kondisi
  2. Developer : Menciptakan kerjasama dan percaya pada orang lain.
  3. Benevolent Autocrat : mampu memotivasi orang, belajar dari pengalaman, mudah mencapai hasil dan paham metode/aturan kerja.
  4. Eksekutif : Berorientasi masa depan, memotivasi dan meningkatkan partisipasi bawahan.
  5. Demokratik : Kebersamaan, Loyalitas dan tanggung jawab. 
Gaya Kepemimpinan Tidak Efektif
  • Deserter; Model kepemimpinan dimana pemimpin ini tidak hanya berfokus pada usaha untuk meningkatkan Orientasi Tugas karyawannya, tetapi juga berusaha untuk meningkan Orientasi Hubungan, dalam hal ini ada hubungan komunikasi yang baik antara karyawan dengan pimpinannya.
    Sikapnya pun akan selalu berubah untuk mencoba netral pada apa yang terjadi di dalam keseharian, mencoba untuk mencari jalan agar dapat menghindari aturan yang ia anggap sedikit menyulitkan. Pola ini pun akan nampak secara sistem manajerial yang defensive. Misalkan saja ada sebuah kebijakan yang di anggap menyulitkan bawahan, maka ia pun akan mengatakan bahwa saya hanya menjalankan suatu perintah, dari kebijakan daripada atasan.
  • Missionary; Tipe kepemimpinan yang cenderung kurang tertarik untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang dipimpinnya, akan tetapi pemimpin ini lebih mengutamakan bagaimana melaksanakan tugas dengan efektif.
    Missionary berupaya mendorong sebuah situasi positif dalam sistem manajemen dengan memberikan kandungan yang sensitive, kepedulian pada sesame, dan hal hal lain yang seringkali dianggap penting untuk meningkatkan produktifitas dan kinerja lewat sentuhan emosi atau perasaan. Model Gaya kepemimpinan manajerial ini berupaya untuk selalu menjaga orang lain, termasuk bawahannya sendiri dalam situasi yang berbahagia di kondisi apapun. Perilaku untuk mengajak menunjukkan bagian paling penting dari gaya yang ia tunjukkan. Tipe gaya kepemimpinan ini kurang efektif dalam manajemen yang minim ketersediaan peluang konflik, yang mana ia akan berupaya untuk halus dalam mengajak yang padaha banyak pekerjaan di dalamnya membutuhkan ketegasan para manajemen.
  • Autocrat; Tipe kepimpinan dimana kekuatan/kekuasaan lembaga terletak penuh pada dirinya dan dalam proses pengambilan keputusan akhir, pemimpin ini senantiasa mengutamakan pandangan/sudut pandangnya sendiri. Model gaya kepemimpinan ini memiliki pendekatan yang memiliki pengarahan kurang efektif. Gaya seperti ini cenderung lebih perhatian kepada mereka yang memiliki produktivitas dan hasil. Skor yang tinggi seringkali dianggap sebagai manajer yang formil, dimana mereka memberikan tugas pada bawahan hanya berdasarkan instruksi dan juga mengawasi secara ketat untuk prosesnya. Kesalahan sedikit, cenderung sulit untuk ditolelir mereka (para manajer) yang memiliki pola kepemimpinan seperti ini.
  • Compremisor; Tipe kepemimpinan yang kurang menekankan orientasi tugas namun hal ini tidak berarti pemimpin tersebut tidak memberi tugas kepada bawahannya. Jika pemimpin ini memberikan tugas pada bawahannya, tidak dituntut mencapai hasil yang maksimal. 
    Gaya ini memiliki ciri mengandalkan tugas dan juga relasi yang seimbang, namun gaya ini seringkali dianggap kurang memiliki keefektifan, karena sulit untuk mengintegrasikan suatu tuntutan pekerjaan dan hubungan keseharian. Dalam menghadapi sebuah tekanan, maka mereka (manajer) akan cenderung untuk kompromi sehingga beragam tujuan seringkali menyimpang atau tidak sesuai dengan waktu maupun target yang telah di tetapkan. Sensitifitas pada hubungan lebih sering mengubah alasan terhadap tujuan awal.

 Gaya Kepimpinan Situasional Dari Reddin
  • Gaya Tugas (Task Orientied) : Pemimpin mengatur dan membagi tugas bawahan, pemimpin menjelaskan tugas-tugas masing-masing bawahan yang harus dilakukan dan kapan, dimana dan bagaimana bawahan melakukan. Pemimpin hanya mengarahkan dan mengawasi tugas serta menjamin tugas yang dilakukan bawahan.
  • Gaya Relasi (Relationship Orientied): Pemimpin terbuka, memiliki relasi dgn anggota kelompok, terdapat komunikasi terbuka, dukungan psikologi dan emosional. 
  • Efektifitas (Efektiviness Orientied)
Gaya Kepemimpinan dalam 4 Jenis Perilaku
  • Telling Style; Tugas tinggi, gaya relasi tinggi dan efektif, ketika pengikut memiliki tingkat kematangan rendah.
  • Selling Style; Tugas tinggi, gaya relasi rendah dan efektif, ketika pengikut memiliki kematangan rendah sebagian.
  • Participating Style; Tugas rendah, gaya relasi tinggi dan efektif ketika pengikut sebagian memiliki kematangan tinggi.
  • Delegating Style; Tugas rendah, gaya relasi rendah dan efektif ketika pengikut memiliki kematangan tinggi tinggi.
          Tingkat kematangan bawahan menentukan gaya efektif dari pemimpin. Ada 4 kategori kematangan anak buah, antara lain:
  • M1 (Tak Mampu dan Tak Mau) : Termasuk Pengikut Pasif
  • M2 (Tak Mampu tetapi Mau) : Pengikut Pasif
  • M3 (Mampu tetapi Tak Mau) : Pengikut Aktif
  • M4 (Mampu dan Mau) : Pengikut Aktif
G.R Terry Mengemukakan Teori kepemimpinan sebagai berikut:
  • Teori Otokratis (The Autocratic Theory). Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbitrer dalam hubungan antara pemimpin dan pihak bawahan. Pemimpin cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada pekerjaan, ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan perintah-perintah yang biasanya diperkuat dengan sanksi-sanksi, dan disiplin adalah faktor yang terpenting. 
 Teori otokratis terdiri atas:
1.      Otokratis keras
Memberikan perintah-perintah yang dipaksakan dan harus dipatuhi; menentukan policies/kebijakan untuk semua pihak tanpa berkonsultasi dengan para anggota; tidak pernah memberikan informasi mendetil tentang rencana-rencana yang akan datang, Cuma memberitahukan pada setiap anggota kelompoknya langkah-langkah segera yang harus dilakukan; memberikan pujian atau kritik pribadi terhadap setiap anggota kelompok dengan inisiatif sendiri; selalu menjauhi kelompoknya (menyisihkan diri) sebab menganggap diri sendiri sangat istimewa atau ekskusif.
2.  Otokratis lembut/baik
Tepat, seksama, sesuai dengan prinsip, namun keras dan kaku; tidak pernah mendelegasikan otoritas; lembaga/organisasi yang dipimpin merupakan “a one man show”; business is business; waktu adalah uang; untuk bisa makan orang harus bekerja keras; yang kita kejar adalah kemenangan mutlak; sikap dan prinsipnya konservatif; bersifat baik terhadap orang-orang yang patuh; bertindak keras dan kejam terhadap orang-orang yang tidak mau patuh.
3.  Otokratis inkompeten
Mirip bayi, memiliki banyak energi; ingin mendominir orang lain; selalu mau berkuasa mutlak; sering bersifat tiranik; selalu membuat kekeliruan; tidak ada kestabilan jiwa, tingkah laku, perubuatan, sikap; pujian dan caci maki tergantung pada emosi-emosi/impuls-impuls sesaat (sangat impulsif); tidak selalu mau berkuasa; senantiasa bimbang dan merasa tidak pasti; suka mengangkat pegawai-pegawai yang karakter lemah mau mengelu-elu dan memuji-muji dirinya untuk kemudian mengeluh setinggi langit akan ketidakmampuan pegawai-pegawai; perintah-perintah akan ketidakmampuan pegawai-pegawai; perintah-perintah tidak disesuaikan dengan keterbatasan sarana yang ada; menyiksa bawahan dengan tugas-tugas berat diluar kemampuan; memaksa semua anggota agar secara buta tuli mematuhi semua komandonya; tidak punya prinsip; tidak mau mengindahkan moral; sifatnya jahat; suka membohong; suka menyogok; menyuap dan munafik; tidak segan-segan menggunakan cara busuk untuk mencapai tujuan.

  • Teori Psikologis (The Psychologic Theory). Pendekatan ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan system motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka. Kepemimpinan yang memotivasi sangat memperhatikan hal-hal seperti pengakuan (recognizing), kepastian emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan kebutuhannya.
  • Teori Sosiologis (The Sosiologic Theory). Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antar para pengikutnya.
  • Teori Supportif (The Supportive Theory). Pada teori ini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan sebaiknya melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Untuk maksud itu, pihak pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan pada setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.
  • Teori Laissez Faire (The Laissez – Faire Theory). Berdasarkan teori ini seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Pendekatan ini merupakan kebalikan langsung dari teori otokratis.
  • Teori Perilaku Pribadi (The Personal – Behaviour Theory). Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Pendekatan ini melakukan apa yang dilakukan oleh pemimpin pada ssaat memimpin. Slah satu sumbangsih penting teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi olehnya.
  • Teori Sifat. Menurut Veitzal Rivai merupakan teori yang berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Teori ini menyatakan bahwa keberhasilan manajemen disebabkan karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin.
  • Teori humanistik (populistik). Mewujudkan kebebasan manusia dan memenuhi segenap keperluan insani yang dicapai menerusi interaksi pemimpin dengan yang dipimpin.

1 comment: