Menurut Tannenbaum “Kepemimpinan adalah pengaruh antar
pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui
proses komunikasi, ke arah satu atau beberapa tujuan tertentu”
Menurut Jacobs and Jacques
“Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)
terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha
yang diinginkan untuk mencapai sasaran”
TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI WATAK ATAU SIFAT (Trait Theory)
Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri pemimpin.
Studi tentang kepemimpinan didasarkan pada karakteristik pemimpin yang
berhasil.
1.
Menurut STOGDILL Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang
memiliki Capacity, Achivement, .Responsibility, Status dan Participation.
2.
Menurut KEIRSEY Watak pemimpin dipengaruhi oleh 2 hal :
a. Perbedaan
Keinginan setiap orang mempunyai : motif, dorongan, tujuan dan kebutuhan yang
berbeda.
b. Perbedaan Persepsi setiap orang memiliki : pemahaman
dan cara berpikir yang berbeda.
Teori The Great Man yaitu seseorang yang dilahirkan
sebagai pemimpin akan menjadi pemimpin tanpa memperhatikan apakah mempunyai
sifat pemimpin atau tidak. Sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tapi
juga dapat dicapai lewat pendidikan dan pengalaman. Sifat pemimpin diantaranya
kecerdasan, inisiatif, keterbukaan dan perasaan humor, entusiasme, kejujuran,
simpati dan kepercayaan diri. Pemimpin hendaknya lebih besar dan cerdas
dibanding dengan yang dipimpin.
Empat sifat umum kepemimpinan sukses diantaranya sebagai
berikut :
1.
Kecerdasan :
pemimpin lebih cerdas dari yang dipimpin tapi tidak bisa melampau terlalu
banyak dibanding yang dipimpin.
2.
Kedewasaan
dan hubungan sosial : matang, emosi stabil, perhatian luas, ingin menghargai
dan dihargai.
3.
Motivasi diri
dan dorongan prestasi : dorongan motivasi kuat untuk berprestasi.
4.
Sikap-sikap
hubungan kemanusiaan : mau mengakui harga diri dan kehormatan yang dipimpin.
5.
Sedangkan
Robins (1996) mengatakan bhw teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri
kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang
bukan pemimpin
Kelemahan Teori
Sifat antara lain :
a.
Tidak
mungkin ada seorang pun pemimpin yang memiliki keseluruhan sifat baik manusia ,
kecuali para nabi dan Rasul menurut sudut pandang agama masing-masing.
b.
Tidak
selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan.
c.
Situasi
dan kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari
yang lain.
TEORI PERILAKU (BEHAVIOR
THEORIES)
Teori-teori
yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu membedakan pemimpin dari
mereka yang bukan pemimpin. Keberhasilan
seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan.
Gaya
atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan,
cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara
mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan
disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi.
Beberapa
Teori Perilaku antara lain :
1.
Teori
X dan Y
2.
Studi
Kepemimpinan Universitas IOWA
3.
Studi
Kepemimpinan Universitas OHIO
4.
Studi
Kepemimpinan Universitas Michigan
5.
Managerial
Grid
6.
Empat
Sistem Manajemen Likert
TEORI X DAN Y
Teori
ini diperkenalkan oleh Mc Gregor di dalam buku The Human Side of Enterprise
(1983,p. 215). Teori X berasumsi : bahwa pada hakikatnya manusia itu memiliki
perilaku pemalas, penakut, dan tidak bertanggung jawab. Sebaliknya teori Y
berasumsi : manusia itu memiliki perilaku bertanggung jawab, motivasi kerja,
kreativitas dan inisiatif serta mampu mengawasi pekerjaan dan hidupnya sendiri.
Teori X ( Perilaku kepemimpinan otoriter ) dan Teori Y ( Perilaku kepemimpinan
demokratis ).
STUDI KEPEMIMPINAN UNIVERSITAS IOWA
Menurut
Lippit dan white dalam sutarto (1991 ) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.
Authoritarian
atau dictactorial
Perilaku
pemimpin dalam mempengaruhi karyawan menuntut agar bekerja / bekerja sama
dengan semua cara yang diputuskan oleh seorang pemimpin.
2.
Democratic
Gaya kepemimpinan dalam mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama dalam melaksanakan pekerjaan termasuk
juga antara pimpinan dan anggota organisasi.
3.
Laisser faire
atau free rein
Kemampuan
mempengaruhi orang lain dengan menyerahkan semua wewenang kepada bawahan atau
karyawan.
STUDI KEPEMIMPINAN UNIVERSITAS OHIO
Studi Kepemimpinan yang
dilakuakan Universitas OHIO (Stephen P Robbins) menyimpulkan ada dua dimensi
perilaku kepemimpinan yang efektif yakni :
a)
Dimensi
struktur tugas / prakarsa struktur (initiating struktur). Mengutamakan
tercapainya tujuan, produktifitas yang tinggi, dan penyelesaian tugas yang
sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b)
Dimensi
pertimbangan/tenggang rasa ( consideration) Perilaku kepemimpinan consideration
memiliki ciri – ciri seperti, memperhatikan kebutuhan bawahan, menciptakan
suasana saling percaya, dan harga menghargai, simpati pada ide dan perasaan
bawahan.
Kedua
perilaku initiating structure dan consideration merupakan prilaku kepemimpinan
yang tidak saling mempengaruhi atau tidak saling ketergantungan, tetapi masing
–masing berdiri sendiri.
STUDI KEPEMIMPINAN UNIVERSITAS MICHIGAN
Menurut
Stephen P Robbins (1996) Universitas michigan dalam penelitian perilaku
menemukan 2 jenis perilaku yang terdiri dari :
Ø
Orientasi
kepada bawahan (employee oriented)
Ø
Orientasi
produktivitas (production oriented)
Dengan demikian jelas bahwa
penelilitian dari tiga universitas yang berbeda menghasilkan perilaku
kepemimpinan yang sama.
MANAGERIAL GRID
Menurut Blake
dan Mounton di dalam fred luthans (1995, p. 373) mengetengahkan suatu usaha
untuk mengidentifikasi gaya atau perilaku kepemimpinan yang efektif di dalam
manajemen. Pendekatan ini berdasarkan pada perilaku kepemimpinan yang memiliki
dua dimensi yaitu dimensi mengutamakan produksi (concern for production) ditempatkan
pada sumbu horizontal, dan dimensi mengutamakan karyawan (concern for
people) ditempatkan pada sumbu vertical. Tinggi rendahnya perilaku tersebut
dinyatakan dengan angka satu (1) sampai sembilan (9).
EMPAT
SISTEM MANAJEMEN LIKERT
Menurut Rensis
Likert di dalam Fred Luthans (1995, p. 377) menyusun teorinya bertolak dari dua
jenis perilaku kepemimpinan sebagaiman telah diuraikan terdahulu, yakni
perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada anggota organisasi. Likert membagi
perilaku dan gaya kepemimpinan menjadi empat sistem yaitu
sistem I :
Exploitative autocratic
Perilaku atau
gaya kepemimpinan ditunjukan oleh pemimpin sebagai pihak yang berhak
menyelesaikan masalah-masalah organisasi sebagai satu satunya pengambil
keputusan dan memberikan perintah dan pimpinan tidak menaruh kepercayaan dan
karenanya tidak melimpahkan sedikitpun wewenang pada bawahan
sistem II :
Benovelent autaocratic
Perilaku atau
gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan sudah memberikan kesempatan kepada
bawahan/anggota organisasi untuk menyampaikan komentar terhadap keputusan dan
perintah pimpinan sebagai atasan. Pendapat kadang kadang diterima dan lebih
banyak ditolak.
Sistem III :
Participative
Perilaku atau
gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan memberikan kesempatan pada anggota
organisasi/bawahan ikut serta dalam menerapkan tujuan, membuat keputusan dan
mendiskusikan perintah – perintah.
Sistem IV :
Democratic
Perilaku
atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan pemecahan masalah pekerjaan dan
organisasi secara bersama sama antara pimpinan sebagai atasan dengan anggota
organisasi sebagai bawahan. Sebelum membuat keputusan pimpinan selalu
mempertimbangkan pendapat bawahan.
TEORI JALUR TUJUAN (PATH-GOAL THEORY)
Teori yang mengemukakan bahwa
merupakan tugas pemimpin untuk membantu para pengikut dalam mencapai
tujuan-tujuan mereka dan untuk memberi pengarahan yang dibutuhkan dan atau
dukungan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka selaras dengan tujuan umum
kelompok atau organisasi.
House mengidentifikasi empat
perilaku kepemimpinan, pemimpin yang direktif memberi tahu
kepada para pengikut mengenai apa yang diharapkan dari mereka, menentukan
pekerjaan yang harus mereka selesaikan dan memberikan bimbingan khusus terkait
dengan cara menyelesaikan berbagai tugas tersebut. Pemimpin yang suportif
adalah pemimpin yang ramah dan memperhatikan kebutuhan para pengikut. Pemimpin
yang partisipatif, berunding dengan para pengikut dan menggunakan
saran-saran mereka sebelum mengambil suatu tujuan-tujuan besar dan mengharapkan
para pengikutnya untuk bekerja dengan sangat baik.
Berlawanan dengan Fiedler, House
berasumsi bahwa pemimpin itu fleksibel dan bahwa pemimpin yang sama bisa
menampilkan satu atau seluruh perilaku ini bergantung pada situasi yang ada.
Faktor-faktor kemungkinan dalam
teori ini diantaranya stuktur tugas, sistem otoritas format dan kelompok kerja.
Hasil- hasil kerja dari teori ini yakni kinerja dan keputusan.
Karakteristik-karakteristik pribadi antara lain lokus kontrol, pengalaman serta
kemampuan yang diyakini dimiliki.
TEORI KELOMPOK
Agar kelompok mencapai tujuan harus
ada pertukaran positif antara pemimpin dengan yang dipimpin. Para pemimpin yang
memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh positif terhadap
sikap, kepuasan dan pelaksaan kerja.
Para bawahan dapat mempengaruhi
pemimpinnya dalam artian produktivitas kelompok berpengaruh lebih besar
terhadap gaya kepemimpinan dibanding pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
produktivitas kelompok.
Ketika bawahan tidak melaksanakan
pekerjaan dengan baik, maka pemimpin cenderung menekankan pada struktur
pengambilan inisiatif ( perilaku tugas). Tetap ketika bawahan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik, maka pemimpin menaikkan penekaannya pada
pemberian perhatian (perilaku hubungan).
No comments:
Post a Comment