Wednesday, March 1, 2017

Kepemimpinan Dan Teori Kepemimpinan

KEPEMIMPINAN
Menurut Tannenbaum “Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah satu atau beberapa tujuan tertentu”
            Menurut Jacobs and Jacques “Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran”

TEORI KEPEMIMPINAN


TEORI WATAK ATAU SIFAT (Trait Theory)
Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri pemimpin. Studi tentang kepemimpinan didasarkan pada karakteristik pemimpin yang berhasil.
1.             Menurut STOGDILL Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang memiliki Capacity, Achivement, .Responsibility, Status dan Participation.
2.             Menurut KEIRSEY Watak pemimpin dipengaruhi oleh 2 hal :
a. Perbedaan Keinginan setiap orang mempunyai : motif, dorongan, tujuan dan kebutuhan yang berbeda.
b. Perbedaan Persepsi setiap orang memiliki : pemahaman dan cara berpikir yang berbeda.
            Teori The Great Man yaitu seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin akan menjadi pemimpin tanpa memperhatikan apakah mempunyai sifat pemimpin atau tidak. Sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tapi juga dapat dicapai lewat pendidikan dan pengalaman. Sifat pemimpin diantaranya kecerdasan, inisiatif, keterbukaan dan perasaan humor, entusiasme, kejujuran, simpati dan kepercayaan diri. Pemimpin hendaknya lebih besar dan cerdas dibanding dengan yang dipimpin.
            Empat sifat umum kepemimpinan sukses diantaranya sebagai berikut :
1.      Kecerdasan : pemimpin lebih cerdas dari yang dipimpin tapi tidak bisa melampau terlalu banyak dibanding yang dipimpin.
2.      Kedewasaan dan hubungan sosial : matang, emosi stabil, perhatian luas, ingin menghargai dan dihargai.
3.      Motivasi diri dan dorongan prestasi : dorongan motivasi kuat untuk berprestasi.
4.      Sikap-sikap hubungan kemanusiaan : mau mengakui harga diri dan kehormatan yang dipimpin.
5.      Sedangkan Robins (1996) mengatakan bhw teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin
Kelemahan Teori Sifat antara lain :
a.       Tidak mungkin ada seorang pun pemimpin yang memiliki keseluruhan sifat baik manusia , kecuali para nabi dan Rasul menurut sudut pandang agama masing-masing.
b.      Tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan.
c.       Situasi dan kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain.

TEORI PERILAKU (BEHAVIOR THEORIES)
            Teori-teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu membedakan pemimpin dari mereka yang bukan  pemimpin. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan.
Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi.
Beberapa Teori Perilaku antara lain :
1.      Teori X dan Y
2.      Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
3.      Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
4.      Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
5.      Managerial Grid
6.      Empat Sistem Manajemen Likert
TEORI X DAN Y
Teori ini diperkenalkan oleh Mc Gregor di dalam buku The Human Side of Enterprise (1983,p. 215). Teori X berasumsi : bahwa pada hakikatnya manusia itu memiliki perilaku pemalas, penakut, dan tidak bertanggung jawab. Sebaliknya teori Y berasumsi : manusia itu memiliki perilaku bertanggung jawab, motivasi kerja, kreativitas dan inisiatif serta mampu mengawasi pekerjaan dan hidupnya sendiri. Teori X ( Perilaku kepemimpinan otoriter ) dan Teori Y ( Perilaku kepemimpinan demokratis ).
STUDI KEPEMIMPINAN UNIVERSITAS IOWA
Menurut Lippit dan white dalam sutarto (1991 ) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.      Authoritarian atau dictactorial
Perilaku pemimpin dalam mempengaruhi karyawan menuntut agar bekerja / bekerja sama dengan semua cara yang diputuskan oleh seorang pemimpin.
2.      Democratic
Gaya kepemimpinan dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama dalam melaksanakan pekerjaan termasuk juga antara pimpinan dan anggota organisasi.
3.      Laisser faire atau free rein
Kemampuan mempengaruhi orang lain dengan menyerahkan semua wewenang kepada bawahan atau karyawan.
STUDI KEPEMIMPINAN UNIVERSITAS OHIO
Studi Kepemimpinan yang dilakuakan Universitas OHIO (Stephen P Robbins) menyimpulkan ada dua dimensi perilaku kepemimpinan yang efektif yakni :
a)      Dimensi struktur tugas / prakarsa struktur (initiating struktur). Mengutamakan tercapainya tujuan, produktifitas yang tinggi, dan penyelesaian tugas yang sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b)      Dimensi pertimbangan/tenggang rasa ( consideration) Perilaku kepemimpinan consideration memiliki ciri – ciri seperti, memperhatikan kebutuhan bawahan, menciptakan suasana saling percaya, dan harga menghargai, simpati pada ide dan perasaan bawahan.
Kedua perilaku initiating structure dan consideration merupakan prilaku kepemimpinan yang tidak saling mempengaruhi atau tidak saling ketergantungan, tetapi masing –masing berdiri sendiri.
STUDI KEPEMIMPINAN UNIVERSITAS MICHIGAN
Menurut Stephen P Robbins (1996) Universitas michigan dalam penelitian perilaku menemukan 2 jenis perilaku yang terdiri dari :
Ø  Orientasi kepada bawahan (employee oriented)
Ø  Orientasi produktivitas (production oriented)
Dengan demikian jelas bahwa penelilitian dari tiga universitas yang berbeda menghasilkan perilaku kepemimpinan yang sama.
MANAGERIAL GRID
Menurut Blake dan Mounton di dalam fred luthans (1995, p. 373) mengetengahkan suatu usaha untuk mengidentifikasi gaya atau perilaku kepemimpinan yang efektif di dalam manajemen. Pendekatan ini berdasarkan pada perilaku kepemimpinan yang memiliki dua dimensi yaitu dimensi mengutamakan produksi (concern for production) ditempatkan pada sumbu horizontal, dan dimensi mengutamakan karyawan (concern for people) ditempatkan pada sumbu vertical. Tinggi rendahnya perilaku tersebut dinyatakan dengan angka satu (1) sampai sembilan (9).
EMPAT SISTEM MANAJEMEN LIKERT
Menurut Rensis Likert di dalam Fred Luthans (1995, p. 377) menyusun teorinya bertolak dari dua jenis perilaku kepemimpinan sebagaiman telah diuraikan terdahulu, yakni perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada anggota organisasi. Likert membagi perilaku dan gaya kepemimpinan menjadi empat sistem yaitu
sistem I : Exploitative autocratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ditunjukan oleh pemimpin sebagai pihak yang berhak menyelesaikan masalah-masalah organisasi sebagai satu satunya pengambil keputusan dan memberikan perintah dan pimpinan tidak menaruh kepercayaan dan karenanya tidak melimpahkan sedikitpun wewenang pada bawahan
sistem II : Benovelent autaocratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan sudah memberikan kesempatan kepada bawahan/anggota organisasi untuk menyampaikan komentar terhadap keputusan dan perintah pimpinan sebagai atasan. Pendapat kadang kadang diterima dan lebih banyak ditolak.
Sistem III : Participative
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan memberikan kesempatan pada anggota organisasi/bawahan ikut serta dalam menerapkan tujuan, membuat keputusan dan mendiskusikan perintah – perintah.
Sistem IV : Democratic
Perilaku atau gaya kepemimpinan ini ditunjukan dengan pemecahan masalah pekerjaan dan organisasi secara bersama sama antara pimpinan sebagai atasan dengan anggota organisasi sebagai bawahan. Sebelum membuat keputusan pimpinan selalu mempertimbangkan pendapat bawahan.

TEORI JALUR TUJUAN (PATH-GOAL THEORY)
            Teori yang mengemukakan bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu para pengikut dalam mencapai tujuan-tujuan mereka dan untuk memberi pengarahan yang dibutuhkan dan atau dukungan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka selaras dengan tujuan umum kelompok atau organisasi.
            House mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan, pemimpin yang direktif memberi tahu kepada para pengikut mengenai apa yang diharapkan dari mereka, menentukan pekerjaan yang harus mereka selesaikan dan memberikan bimbingan khusus terkait dengan cara menyelesaikan berbagai tugas tersebut. Pemimpin yang suportif adalah pemimpin yang ramah dan memperhatikan kebutuhan para pengikut. Pemimpin yang partisipatif, berunding dengan para pengikut dan menggunakan saran-saran mereka sebelum mengambil suatu tujuan-tujuan besar dan mengharapkan para pengikutnya untuk bekerja dengan sangat baik.
            Berlawanan dengan Fiedler, House berasumsi bahwa pemimpin itu fleksibel dan bahwa pemimpin yang sama bisa menampilkan satu atau seluruh perilaku ini bergantung pada situasi yang ada.
            Faktor-faktor kemungkinan dalam teori ini diantaranya stuktur tugas, sistem otoritas format dan kelompok kerja. Hasil- hasil kerja dari teori ini yakni kinerja dan keputusan. Karakteristik-karakteristik pribadi antara lain lokus kontrol, pengalaman serta kemampuan yang diyakini dimiliki.

TEORI KELOMPOK
            Agar kelompok mencapai tujuan harus ada pertukaran positif antara pemimpin dengan yang dipimpin. Para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksaan kerja.
            Para bawahan dapat mempengaruhi pemimpinnya dalam artian produktivitas kelompok berpengaruh lebih besar terhadap gaya kepemimpinan dibanding pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kelompok.

            Ketika bawahan tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik, maka pemimpin cenderung menekankan pada struktur pengambilan inisiatif ( perilaku tugas). Tetap ketika bawahan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, maka pemimpin menaikkan penekaannya pada pemberian perhatian (perilaku hubungan).

No comments:

Post a Comment