Wednesday, March 1, 2017

Konflik Dan Kepemimpinan

Konflik tidak selalu merugikan kadang-kadang dalam batas-batas tertentu justru sangat bermanfaat bagi penciptaan perilaku yang efektif dalam organisasi. Konflik menurut Adam Ibrahim Indrawijaya adalah bentuk pertikaian yang terjadi dalam organisasi baik antara seseorang dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan organisasi atau mungkin pula antara perseorangan dengan organisasi secara menyeluruh. Bentuk Konflik ada tiga macam bentuk konflik :
a)      Konflik dalam kelompok, terjadi antara dua atau lebih anggota kelompok yang mencakup kelompok dalam arti umum atau satu kesatuan unit organisasi.
b)       Konflik antar organisasi, banyak sekali terjadi tergantung pada lingkungan sekitar. Dapat dipengaruhi politik, ekonomi dan social budaya mempengaruhi kehidupan organisasi atau perbedaan fasilitas antara pegawai yang setingkat dibeberapa instansi. Konflik semacam inio penyelesaiannya harus dilakukan melalui pihak ketiga, apakah instansi yang lebih tinggi atau melalui pengadilan.
c)      Konflik antar kelompok, terjadi antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, yang sering terjadi dalam organisasi.
Konflik tidak dapat dihindari dan tidak dapat dihilangkan selama manusia masih dinamis. Oleh sebab itu perlu seni mengelola konflik tersebut, yaitu:(a) membuat standard penilaian; (b) menentukan masalah kontroversial dan konflik; (c) menganalisa situasi dan evaluasi terhadap konflik; (d) memilih tindakan yang tepat terhadap penyimpangan yang menimbulkan konflik.
Organisasi tanpa konflik akan terasa hambar, tidak ada dinamika. Berkaitan dengan hal tersebut, ada bebarapa cara untuk merangsang timbulnya konflik antara lain: (a) komunikasi diputuskan/dikacaukan; (b) mengacau struktur organisasi; (c) menempatkan orang-orang yang mayoritas ringan dan punya banyak masalah untuk menjadi tenaga pimpinan. Beberapa strategi penanggulangan konflik secara garis besar ada delapan strategi penanggulangan konflik:
1.      Pemecahan persoalan, sebagai anggapan dasar bahwa semua pihak mempunyai keinginan untuk menanggulangi konflik, oleh sebab itu perlu dicari ukuran-ukuran yang dapat memuaskan pihak yang terlibat dalam konfllik dan persoalan harus selalu dilalui dua tahap penting yaitu proses penemuan gagasan dan proses pematangannya.
2.      Musyawarah, dalam musyawarah terlebih dahulu ditentukan secara jelas apa yang menjadi persoalan. Kemudian kedua belah pihak yang sedang dalam pertikaian mengadakan pembahasan untuk mendapatkan titik pertemuan.
3.      Mencari lawan yang sama, dalam hal ini semua pihak diajak untuk lebih bersatu,kaarena harus menghadapi pihak ketiga sebagai pihak yang dianggap merupakan lawan dari kedua belah pihak yang bertikai.
4.      Mensub organisasikan kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang sedang konflik kepada kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi.
5.      Peningkatan interaksi dan komunikasi, pihak-pihak yang berkonflik dapat meningkatkan interaksi dan komunikasi mereka, pada suatu saat mereka juga akan lebih mengerti dan menghargai dasar pemikiran dan perilaku pihak lain.
6.      Latihan kepekaan, pihak-pihak yang berkonflik diajak masuk dalam satu kelompok. Tiap kelompok diberi kesempatan menyatakan pendapatnya, termasuk pendapat negative pihak lainnya.
7.      Meminta bantuan kepada pihak ketiga, strategi ini bila terjadi konflik dalam suatu kelompok, bantuan pimpinan kelompok sangat ditunggu. Bila terjadi konflik antar kelompok dalam suatu organisasi bantuan pimpinan organisasi merupakan suatu strategi diharapkan dapat menyelesaikannya.
8.      Koordinasi, koordinasi dapat menimbulkan konflik dan dapat juga menangani konflik. Karena melalui koordinasi seseorang dapat menjadi koordinator sedang yang lain berperan sebagai yang dikoordinasikan.
Empat sel dari Johari Windows :
a)      Membuka Diri (Open Self) seseorang mengetahui tentang dirinya dan tentang diri orang lain, terdapat keterbukaan, kerjasama dan sedikit alasan untuk menjadi bertahan, hubungan antar pribadi seperti ini cenderung menyebabkan sedikit (kalau ada) konfik antar pribadi.
b)      Menutup Diri (Hidden Self) seseorang mengerti dan memahami dirinya sendiri akan tetapi tidak mengetahui tentang diri orang lain. Orang akan tetap menutup diri dari orang lain, karena rasa takut akan bagaimana kalau orang lain itu akan bereaksi, seseorang akan menutup perasaan secara rahaisa dan tidak akan membukanya pada orang lain. Ini jadi potensi timbulnya konflik antar pribadi.
c)      Membutakan Diri (Blind Self) seseorang mengetahui diri orang lain tetapi tidak mengetahui dirinya sendiri, kemungkinan tidak berniat menyakiti orang lain maka situasi ini potensi timbulnya situasi konflik antar pribadi.
d)     Tidak Menemukan Diri (Undiscovered Self) situasi ini potensi situasi yang paling eksplosif, seseorang tidak mengetahui dirinya dan orang lain.
Faktor- faktor pemicu konflik dalam proses adaptasi :
1.      Sejumlah kebutuhan dan peranan yang bersaing
2.      Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan itu terlahirkan
3.      Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi diantara dorongan dan tujuan
4.      Terdapatnya baik aspek-aspek yang positif dan negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan
Ada tiga pendekatan untuk mengatasi konflik organisasi adalah a) pendekatan tawar menawar (pendekatan ini dalam cara-cara yang dilakukan oleh bangsa Indonesia ialah dengan musyawarah), b) pendekatan birokratis (pendekatan ini digunakan untuk mengatasi konflik yang terjadi karena persoalan-persoalan hierarki baik vertikal, horisontal maupun hubungan-hubungan otoritas dalam susunan hierarki organisasi), c) pendekatan sistem (pendekatan sistem ini secara utama untuk menyelesaikan hubungan yang berisi horizontal antara beberapa fungsi-fungsi dalam suatu organisasi.
Dalam teori klasik, terdapat empat struktur yang seringkali menjadi tempat terjadinya konflik. Empat struktur itu dijelaskan berikut ini :
1.      Konflik Hierarki : pada berbagai macam tingkat hierarki adalam organisasi, terdapat kemungkinan timbulnya konflik. Ada kemungkinan timbul konflik secara umum antara pimpinan dan karyawan.
2.      Konflik Fungsional : terdapat kemungkinan terjadi konflik fungsional di antara berbagai bagian organisasi yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Misal bagian produksi dengan bagian pemasran ada konflik.
3.      Konflik Lini-Staf : terjadi kemungkinan pula konflik antara pejabat-pejabat lini dan staf. Timbul saat pejabat staf tidak punya otoritas.
Konflik Formal-Informal : terdapat pula kemungkinan konflik antara satuan-satuan organisasi formal dan informal.

No comments:

Post a Comment